A.M. Safwan- Pengasuh Ponpes Mahasiswa Madrasah Muthahhari-RausyanFikr Institute
Tentu bisa dipahami
sikap teman-teman HMI atas pernyataan Saut Situmorang yang tampaknya memang
melakukan generalisasi dan cenderung tendensius terkait pernyataannya bahwa
alumni HMI yang menjadi pejabat terus korupsi.(Dalil Umum)
Bagaimana jika
pernyataan tersebut di bawa ke dalil khusus, bahwa ada alumni HMI yang setelah
menjadi pejabat kemudian korupsi (Dalil Khusus)
Dalam silogisme, tentu
kesimpulan Pak Saut akan salah dalam penerapan proposisi karena diambil dari
dalil umum, maka kesimpulannya akan salah dalam penilaian (predikasi). Jadi
pernyataan Pak Saut itu memang bermasalah dan patut dikecam.
Tetapi kita sebagai
pihak yang menerima pernyataan tersebut bagaimana seharusnya kita menyimpulkan?
Dalam silogisme, kesimpulan itu ditarik dari dalil khusus. Maka pernyataan Pak
Saut bagi kita dapat kita pahami dengan mengambil kesimpulan berdasarkan dalil
khusus bahwa ada alumni HMI yang korup saat menjadi pejabat.
Persoalannya, tinggal
kita menempatkan kepentingan dari persoalan ini, satu sisi protes dan tuntutan
kepada Pak Saut dan sisi lain mencari dalil menolak yang sebagian (dalil
khusus) sebagai fakta yang dapat disimpulkan (Kesimpulan) adalah realitas
objektif. Individu Pak Saut menjadi pelajaran buat beliau agar lebih
berhati-hati dalam membuat pernyataan apalagi sebagai pejabat publik.
Tetapi sebagai entitas
sosial, bagaimana HMI menilai persoalan objektif tersebut dan kemudian menjawab
persoalannya, apakah hal itu murni persoalan individu anggota HMI atau ada
masalah dalam sistem pengkaderan di Himpunan.
Ungkapan Imam Ali yang
saya kutip dari Muthahhari: " .. Allah telah mengenakan pada perkataan itu
keagungan dan cahaya hikmah sesuai dengan niat dan ketakwaan yang
mengucapkannya"
Maju terus teman-teman
HMI ikut berperan membangun peradaban dan maju terus Pak Saut memberantas
korupsi.
No comments:
Post a Comment